
Di sebuah kota kecil, tinggal seorang anak bernama Farel. Ia baru berusia 8 tahun, tapi sudah belajar tentang pentingnya menabung. Farel punya mimpi besar: membeli sepeda baru sendiri. Ia selalu menuliskan mimpi-mimpinya di buku catatan warna-warni yang ia simpan rapi di meja belajar.
Setiap pagi, setelah sarapan, Farel menyisihkan beberapa koin dari uang jajan yang ia terima. Ia memasukkan koin-koin itu ke dalam celengan berbentuk ayam yang selalu berdiri di meja belajarnya.
“Setiap koin kecil ini akan membantuku mewujudkan sepeda impianku,” kata Farel sambil tersenyum.
Di sekolah, teman-temannya sering membeli permen atau mainan dengan uang jajan mereka. Beberapa kali, teman Farel menggodanya,
“Eh, kenapa kamu tidak membeli mainan sekarang? Uangmu kan bisa buat beli ini!”
Farel hanya tersenyum.
“Aku ingin menabung untuk sesuatu yang lebih penting,” jawabnya.
Hari demi hari, koin di celengannya semakin banyak. Farel juga belajar menghitung sendiri, menuliskan jumlah tabungannya di buku catatan. Ia merasa senang karena melihat mimpinya semakin dekat.
Namun, menabung ternyata tidak selalu mudah. Suatu sore, saat melihat teman-temannya membeli permen, Farel tergoda ingin ikut membeli. Ia menatap celengannya dan bergumam, “Hanya satu koin ini saja, mungkin tidak apa-apa.”
Tapi Farel segera teringat janji pada dirinya sendiri:
“Kalau aku memakai koin sekarang, mimpiku akan semakin jauh. Aku harus sabar.”
Farel menutup celengannya, mengambil napas dalam, dan berjalan keluar untuk bermain dengan teman-temannya. Meski tidak membeli permen, ia tetap senang bisa bermain lari-larian di halaman sekolah.
Suatu hari, ayahnya bertanya,
“Farel, kenapa kamu tidak membelanjakan uang jajannya untuk permen atau mainan seperti teman-temanmu?”
Farel menjawab mantap,
“Ayah, aku ingin membeli sepeda sendiri. Kalau aku menabung sedikit demi sedikit, aku bisa wujudkan mimpiku. Aku ingin belajar sabar dan bertanggung jawab.”
Hari-hari pun berlalu, Farel tetap rajin menabung. Ia bahkan menambahkan ide kreatif: setiap kali ia membantu ibu menyapu atau merapikan rumah, ibu memberinya koin tambahan untuk dimasukkan ke celengan.
“Bagus sekali, Farel! Kamu belajar kerja keras dan menabung sekaligus,” kata ibu sambil tersenyum.
Beberapa bulan kemudian, celengan Farel penuh. Ia menghitung semuanya dengan hati berdebar.
“Yess! Aku punya cukup uang untuk sepeda!” seru Farel penuh gembira.
Dengan uang tabungannya, Farel pergi ke toko bersama ayahnya dan membeli sepeda impiannya. Ia berlari-lari di halaman rumah dengan sepeda baru sambil tertawa riang. Teman-temannya yang melihat Farel dengan sepeda barunya ikut bersorak dan mengucapkan selamat.
Malam itu, sebelum tidur, Farel menulis di buku impiannya:
“Tabungan kecilku berhasil! Aku belajar sabar, rajin menabung, dan mewujudkan mimpi sendiri. Besok aku akan tetap menabung untuk hal-hal baik lainnya.”
Dan Farel pun terlelap dengan mimpi indah, membayangkan petualangan seru dengan sepeda barunya, berkeliling taman, dan menjemput teman-temannya untuk bermain bersama.
Dari pengalaman Farel, kita bisa belajar 3 hal penting
-
Menabung itu Penting – Uang sedikit demi sedikit bisa menjadi cukup untuk membeli sesuatu yang besar.
-
Sabar dan Konsisten – Tidak mudah tergoda untuk memakai uang, tetap fokus pada tujuan.
-
Kerja Keras dan Bertanggung Jawab – Membantu orang lain dan disiplin menabung membuat impian lebih mudah tercapai.
Pesan untuk Anak-anak:
Mulailah menabung dari hal-hal kecil, tetap sabar, konsisten, dan bertanggung jawab. Dengan begitu, impianmu bisa menjadi kenyataan!
Abidin
Content writer parenting yang menghadirkan berita, artikel, dan tips seputar anak, keluarga, serta pola asuh. Menulis dengan gaya informatif dan mudah dipahami.”
Artikel Lainnya
Permainan Edukatif untuk Anak: Asah Motorik, Bahasa, dan Emosi Sejak Usia Dini
- 08 September 2025
- 1 month ago